Resistor
Pada dasarnya Resistor adalah komponen
Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang
berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian
Elektronika. Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan
Hambatan atau Tahanan dan biasanya disingkat dengan Huruf “R”. Satuan Hambatan
atau Resistansi Resistor adalah OHM (Ω). Sebutan “OHM” ini diambil dari nama
penemunya yaitu Georg Simon Ohm yang juga merupakan seorang Fisikawan Jerman.Untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika, Resistor bekerja berdasarkan Hukum Ohm.
Dalam rangkaian Elektronika, Resistor
adalah komponen elektronik dua kutub yang didesain untuk menahan arus
listrik dengan memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya, nilai
tegangan terhadap resistansi berbanding dengan arus yang mengalir, berdasarkan
hukum Ohm:

Ukuran
resistor bermacam-macam sesuai ukuran daya resistor
Fungsi Resistor
Fungsi resistor pada umumnya sebagai
penghambat arus listrik atau sebagai pengatur dalam membatasi jumlah arus
yang mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan adanya resistor menyebabkan arus
listrik dapat disalurkan sesuai dengan kebutuhan. Adapun fungsi resistor secara
lengkap adalah sebagai berikut :
1. Resistor berfungsi sebagai
pembagi arus
2. Resistor berfungsi Sebagai
pembatas / pengatur arus
3. Resistor berfungsi Sebagai
penurun tegangan
4. Resistor berfungsi Sebagai
pembagi tegangan
5. Resistor berfungsi Sebagai
penghambat aliran arus listrik.
Jenis-Jenis Resistor
Resistor yang juga disebut hambatan
listrik berfungsi untuk mengendalikan arus listrik yang lewat pada rangkaian
elektronika, dan juga mengendalikan tegangan listrik.
Resistor dibagi menjadi dua yaitu:
1. Resistor statis/ tetap, resistor
tetap adalah resitor yang nilainya tidak berubah-ubah.
2. Resistor Variabel ( Variable
Resistor), adalah jenis resistor yang nilainya berubah- ubah sesuai rentang /
range jangkauan kemampuan resistor tersebut.
Resistor
statis/ tetap
Nilai dari resistor statis telah
ditentukan pada waktu pembuatannya dengan di wakili oleh cincin warna yang
berjumlah 4 atau 5 buah. Cincin-cincin ini sebagai kode nilai resistansi/
hambatan, jadi warna cincin-cincin resistor akan berbeda pada tiap ukurannya.
Jenis-jenis resistor bila dilihat
berdasar nilainya, maka komponen ini bisa dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
Fixed Resistor yaitu resistor yang memiliki nilai hambatan tetap.
Variable
Resistor yaitu resistor yang mempunyai nilai
hambatan yang bisa berubah-ubah.
Resistor Non
Linier yaitu resistor yang disebabkan oleh
pengaruh / faktor dari lingkungan seperti cahaya atau suhu akan membuat
nilai hambatannya menjadi tidak linier.
Penandaan Resistor
Resistor karbon atau metal-film
dengan daya 0.25 - 3 watt biasanya menggunakan pita warna atau gelang warna
sebagai penanda nilai resistansinya. Sedangkan resistor jenis lainya termasuk
resistor pasang-permukaan atau resistor tempel (SMD) ditandai secara numerik
jika cukup besar untuk dapat ditandai, tetapi resistor SMD yang sekarang banyak
digunakan terlalu kecil untuk dapat ditandai maka biasanya dibiarkan polos,
kemasan resistor tersebut biasanya diwarnai dengan warna cokelat muda, cokelat,
biru, atau hijau, meskipun tidak menutup kemungkinan digunakannya warna lain,
seperti merah tua atau abu-abu.
Membaca nilai resistor empat pita
Penandaan nilai resistor dengan
menggunakan empat pita adalah skema kode warna yang paling sering digunakan.
Ini terdiri dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan resistor. Dua
pita pertama merupakan informasi dua digit harga resistansi, pita ketiga
merupakan pengali (lebih mudahnya adalah merupakan jumlah nol yang ditambahkan
setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi dari harga
resistansi. Kadang-kadang ditambahkan pita kelima yang menunjukkan koefisien
suhu, tetapi ini harus dibedakan dengan sistem lima warna sejati yang
menggunakan tiga digit resistansi seperti yang diterapkan pada resistor presisi
tinggi seperti jenis metaloxide-film resistor atau yang biasa disebut dengan
resistor metal-film. Sebagai contoh pembacaan nilai sebuah resistor yang
memiliki pita warna :

Jingga-Putih-kuning-Perak
Cara membacanya
adalah:
pita pertama (Band 1) jingga,
mempunyai harga 3
pita kedua (Band 2) putih,
mempunyai harga 9, sehingga keduanya dihitung sebagai 39.
Pita ketiga (Multiplier) kuning,
mempunyai harga 104 yang
berarti menambahkan empat nol dibelakang angka 39 menjadi 390000,
pita keempat (Tolerance) perak,
merupakan kode untuk toleransi ±10%, Secara keseluruhan skema warna
jingga-putih-kuning-perak memberikan nilai 390.000Ω pada keakuratan ±10%.
Dibawah ini adalah tabel warna untuk skema empat warna yang dapat digunakan
sebagai acuan.

Membaca nilai resistor lima pita
Penandaan nilai resistor dengan
menggunakan lima pita digunakan pada resistor presisi tinggi (toleransi 1%,
0.5%, 0.25%, 0.1%). Tiga pita pertama menunjukkan harga resistansi, pita
keempat adalah pengali (Mulitiplier), dan yang kelima adalah toleransi. Dibawah
ini adalah tabel warna untuk skema lima warna yang dapat digunakan sebagai
acuan.

Resistor adalah komponen elektronik
dua kutub yang didisain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik dengan
resistensi tertentu (tahanan) dapat memproduksi tegangan listrik di antara
kedua kutubnya, nilai tegangan terhadap resistensi berbanding dengan arus yang
mengalir berdasarkan hukum ohm.
Penulisan nilai resistor bergantung
dengan sistem kode warna dan kode angka.
Nilai resistor yang terukur dengan
avometer hasilnya baik, karena nilai simpangan yang diperoleh tidak jauh dengan
nilai resistor berdasarkan kode warna.
Nilai resistor yang terukur masih
baik karena masuk ke dalam kategori range yang telah dihitung.
Ada dua
kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digital
multi-meter)(untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter
analog. Masing-masing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC.
Cara
menggunakan Multimeter
- Mengukur tegangan DC
- Atur Selektor pada posisi DCV.
- Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
- Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
- Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek, probe warna merah pada posisi (+) dan probe warna hitam pada titik (-) tidak boleh terbalik.
- Baca hasil ukur pada multimeter.
- Mengukur tegangan AC
- Atur Selektor pada posisi ACV.
- Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
- Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
- Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek. Pemasangan probe multimeter boleh terbalik.
- Baca hasil ukur pada multimeter.
- Mengukur kuat arus DC
- Atur Selektor pada posisi DCA.
- Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek, misal : arus yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.
- Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur oleh multimeter karena jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada multimeter akan putus dan multimeter sementara tidak bisa dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu.
- Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat pengukuran tegangan DC dan AC, karena mengukur arus berarti kita memutus salah satu hubungan catu daya ke beban yang akan dicek arusnya, lalu menjadikan multimeter sebagai penghubung.
- Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya dan probe (-) pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.
- Baca hasil ukur pada multimeter.
- Mengukur nilai hambatan sebuah resistor tetap
- Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
- Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai resistor yang akan diukur.
- Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur
- Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
- Baca hasil ukur pada multimeter, pastikan nilai penunjukan multimeter sama dengan nilai yang ditunjukkan oleh gelang warna resistor.
- Mengukur nilai hambatan sebuah resistor variabel (VR)
- Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
- Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai variabel resistor (VR)yang akan diukur.
- Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.
- Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
- Sambil membaca hasil ukur pada multimeter, putar/geser posisi variabel resistor dan pastikan penunjukan jarum multimeter berubah sesuai dengan putaran VR.
Multimeter adalah suatu peukur yang
dapat digunakan untuk mengukur resistansi (sebagai ohm meter),tegangan (sebagai
voltmeter),dan arus (sebagai ampere meter),baik gelombang bolak-balik
(AC) atau searah (DC).
Tahanan adalah salah satu parameter dasar dari suatu rangkaian
listrik maupun elektronika.Dalam setiap pemakaian atau perencanaan rangkaian
tahanan selalu dikutsertakan untuk maksud tertetu.
Pengukuran resistansi suatu resisor bisa diukur pada pembacaan skala meter.
Perhatikan untuk pengukuran perkalian x1kΩ,x1,x10Ω,dan sebagainya.pengukuran
ini disebut pengukuran secara langsung.demikian juga ntuk penguuran
tegangan/voltmeter,posisi skalar multimeter diletakkan pada posisi volt dan
perhatkan skala volt meter serta baca jarum penunjukan harga tegangan yang
didapat.
Analisa Data
Dari masing-masing resistor dapat dilihat bahwa sebagian besar resistor yang dijadikan komponen dalam percobaan ini dalam keadaan buruk atau sudah tidak bisa dipakai lagi, walaupun ada beberapa resistor yang masih bekerja dengan baik. Itu semua diperkuat dengan nilai hambatan resistor yang diukur dengan resistor yang dihitung mempunyai perbedaan yang sangat signifikan. Tidak hanya itu, nilai e (error) yang dicari dengan rumus:
mempunyai nilai yang lebih besar dari pada nilai toleransi yang terdapat dalam resistor yang diwakilkan oleh warna kelima.
Sedangkan resistor yang dalam keadaan baik dapat dilihat dari nilai e (error) yang tidak melebihi toleransi yang diberikan oleh masing-masing resistor.
Dari masing-masing resistor dapat dilihat bahwa sebagian besar resistor yang dijadikan komponen dalam percobaan ini dalam keadaan buruk atau sudah tidak bisa dipakai lagi, walaupun ada beberapa resistor yang masih bekerja dengan baik. Itu semua diperkuat dengan nilai hambatan resistor yang diukur dengan resistor yang dihitung mempunyai perbedaan yang sangat signifikan. Tidak hanya itu, nilai e (error) yang dicari dengan rumus:
mempunyai nilai yang lebih besar dari pada nilai toleransi yang terdapat dalam resistor yang diwakilkan oleh warna kelima.
Sedangkan resistor yang dalam keadaan baik dapat dilihat dari nilai e (error) yang tidak melebihi toleransi yang diberikan oleh masing-masing resistor.
Kesimpulan
Pengukuran nilai hambatan resistor dalam percobaan ini menggunakan AVOmeter. Dalam pengukuran ini sering terjadi kesalahan, salah satu kesalahannya tidak sesuainya jarum dengan angka nol. Pengukuran nilai hambatan dengan membaca kode warna pada resistor juga sering megalami kesalahan ataupun kesulitan membaca warna karena resistor yang digunakan dalam percobaan ini terlalu lama disimpan sehingga menyebabkan warna yang terdapat pada resistor hilang (memudar). Perbedaan sudut padang juga dapat mempengaruhi pergeseran jarum pada AVOmeter.
Selain besar resistor, faktor yang perlu diketahui dari suatu resistor adalah keadaannya. Karena jika keadaan suatu resistor itu tidak baik atau tidak layak pakai tetapi masih digunakan juga, akan terjadi konsleting yang menyebabkan rusaknya barang-barang yang menggunakan resistor tidak layak pakai itu.
Pengukuran nilai hambatan resistor dalam percobaan ini menggunakan AVOmeter. Dalam pengukuran ini sering terjadi kesalahan, salah satu kesalahannya tidak sesuainya jarum dengan angka nol. Pengukuran nilai hambatan dengan membaca kode warna pada resistor juga sering megalami kesalahan ataupun kesulitan membaca warna karena resistor yang digunakan dalam percobaan ini terlalu lama disimpan sehingga menyebabkan warna yang terdapat pada resistor hilang (memudar). Perbedaan sudut padang juga dapat mempengaruhi pergeseran jarum pada AVOmeter.
Selain besar resistor, faktor yang perlu diketahui dari suatu resistor adalah keadaannya. Karena jika keadaan suatu resistor itu tidak baik atau tidak layak pakai tetapi masih digunakan juga, akan terjadi konsleting yang menyebabkan rusaknya barang-barang yang menggunakan resistor tidak layak pakai itu.
Besarnya nilai resistansi suatu
resistor tergantung urutan warna yang tertera pada cincin resistor.
Perbedaan hasil pengukuran suatu
resistansi dengan pembacaan pada warna cincin disebabkan oleh keadaan
multimeter yang tidak stabil.
Resistor yang dipasang seri akan
memiliki daya resistansi yang kuat/tinggi dibandingkan resistor yang dipasang
secara paralel.
Dalam melakukan pengukuran dengan menggunakan
multimeter (ohm meter) analog pada saat melakukan perubahan batas ukur, perlu
melakukan kalibrasi atau menghubung singkat untuk mengatur jarum multimeter
(ohm meter) analog pada posisi 0 (nol), agar pengukuran menjadi akurat.
· “Efek Strikethrough”
· Double Strikethrough, sama dengan efek diatas bedanya pada jenis ini garisnya dua.
· Contoh “Efek Double Strikethrough”.
· Superscript, akan memberikan efek, teks akan naik ½ tinggi huruf. Biasanya digunakan
· untuk membuat perpangkatan, seperti “m ”.
· Subscript, akan memberikan efek, teks akan turun ½ tinggi huruf. Biasanya digunakan
· dalam penulisan kata-kata ilmiah, seperti “CO ”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar